Guru killer, literally

Di setiap sekolah, niscaya akan selalu ada yang namanya “guru killer“. Ini adalah tipe guru yang strict-nya luar biasa. Raut wajahnya selalu ketat, dan memiliki aturan yang sangat tegas. Pendekatan mengajarnya keras dan menuntut. Tapi bersyukurlah kalian kalau guru killer-mu bukan seperti Mr. Hiiragi.

Jalan cerita

Mr. Hiiragi’s Homeroom atau dalam bahasa Jepang dikenal dengan 3-nen A-gumi: Ima kara Mina-san wa, Hitojichi Desu adalah sebuah serial drama yang menggabungkan elemen thriller dan misteri dalam latar belakang sekolah menengah.

Pada tanggal 1 Maret, menjelang hari kelulusan di SMA Kaiou, Hiiragi-sensei, seorang guru pengganti sekaligus wali kelas 3A, mengumpulkan 29 muridnya dan menyandera mereka.

Penyanderaan ini bukan prank atau gimmick. Ini beneran karena Hiiragi-sensei sampai meledakkan salah satu sudut sekolah. Para murid panik tapi mereka tidak bisa melarikan diri karena koridor mereka tertutup reruntuhan.

Dalam situasi ini, Hiiragi memulai “pelajaran” dengan menanyakan kepada murid-muridnya tentang alasan teman sekelas mereka, Reina, meninggal. Hiiragi-sensei menunggu jawaban hingga jam 8 malam. Kalau jawabannya salah akan ada murid yang mati. Fyi, Hiiragi-sensei juga memberi tahu aksinya kepada Gunji, seorang polisi. Dia juga memperingatkan polisi dan guru-guru di luar untuk mengikuti instruksinya agar tidak ada korban.

Salah satu murid, Sakura (temannya Reina) ditunjuk untuk menjawab dan jawabannya salah.

Mendekati jam 8 malam, Hiiragi menagih jawaban dari Sakura, teman dekatnya Reina, tapi jawabannya salah. Hiiragi-sensei pun “terpaksa” membunuh salah satu murid.

Pada hari kedua, Hiiragi memberikan “pelajaran” baru: mencari tahu siapa yang menyebarkan video hoax tentang Reina menggunakan doping. Kalau sampai jam 8 malam tidaka ada yang mengaku, akan ada korban lagi.

Setelah hampir jam 8 malam dan tak ada yang mengaku, Hiiragi memancing pengakuan dari para murid. Dalam tekanan, Sakura mengaku sebagai penyebar video, namun ini dibantah oleh Kaho yang ternyata pelakunya. Kaho menjelaskan bahwa dia hanya menyebarkan video tersebut dan tidak tahu siapa yang membuatnya.

Di hari ketiga, Hiiragi-sensei bertanya siapa yang membuat video palsu itu. Jika tidak ada yang mengaku sampai jam 8 malam, lima murid akan terbunuh. Makabe dan Kumazawa dari klub renang adalah yang paling dicurigai, tapi pelaku sebenarnya adalah Satomi. Sayangnya, dia mengaku setelah lewat jam 8 dan 5 murid dibunuh.

“Pelajaran” ketiga selesai tapi masalahnya tidak. Yang membuat dan merekam memang Satomi, tapi Kai yang menyuruh. Kenapa Kai menyuruh membuat video itu? Karena ada dalang lain di belakangnya.

Hiiragi-sensei tiba-tiba jatuh pingsan. Ini memberi kesempatan murid-murid untuk mengambil ponsel dan mencari jalan keluar. Berita kondisi mereka segera menyebar dan polisi menyiapkan pasukan khusus. Dari sini, terungkap fakta kalau enam murid yang katanya dibunuh ternyata masih hidup. Anehnya, mereka berenam memohon kepada anak-anak lain untuk tetap bersama Hiiragi-sensei!

Di hari keenam, Hiiragi-sensei mengungkap fakta mengejutkan tentang seorang guru yang menyebabkan kematian Reina. Informasi ini tersebar luas di dunia maya. Jadi makin heboh karena Hiragi-sensei mengancam akan meledakkan kelas jika tidak ada guru yang mengaku hingga jam 8 malam.

Murid-murid berdiskusi dan mencurigai Tsuboi-sensei, tetapi rekaman CCTV terlihat kalau Takechi-sensei adalah pelakunya. Di sisi lain, Runa, salah satu murid yang disandera, menemukan fakta baru yang mengaitkan kematian Reina dengan Hiiragi-sensei sendiri.

Apakah Takechi-sensei adalah benar-benar pelaku yang membunuh Takechi-sensei? Apakah dengan ini murid-murid kelas 3A berhasil selamat?

Hint: pelaku sebenarnya adalah “kita”. Memang agak cringe, sih ending-nya. hehe

Impression

Dari segi plot, serial drama Mr. Hiiragi’s Homeroom ini menarik karena menawarkan banyak teka-teki. Dalam 10 episodenya, sedikit demi sedikit terungkap fakta soal kematian Reina yang merupakan atlet renang kebanggaan sekolah.

Banyak plot twist yang bertebaran. Saya seakan diajak untuk ikut mencari kebenaran sambil dihadapkan pada berbagai dilema moral dan etika. Tapi di beberapa momen, saya merasa kalau plot twist-nya maksa dan terkesan diada-adakan saja.

Soal karakter, Hiiragi-sensei jelas adalah yang meng-carry keseluruhan cerita. Karakternya kompleks dan goalsnya penuh misteri. Meskipun metode yang dia gunakan kontroversial, saya cukup bersimpati terhadap perjuangan dan niat baiknya.

Untuk karakter lain, screentime-nya mesti dibagi-bagi ke banyak murid lain jadi kurang berkesan dan kurang dikulik, kecuali Sakura. Entah kenapa saya merasa inilah kekuatan mba Mei Nagano, yaitu di tangisannya. Bukan seperti di Police in A Pod dan Daddy is My Classmate yang komedik wkkw.

Anonimitas social media

Tindakan Hiiragi-sensei memang gila. Tapi ini dia lakukan untuk mengajarkan murid-murid kelas 3A sesuatu hal yang penting: cyber-bullying Kematian Reina adalah bukti kalau perundungan di media sosial yang dapat menyebabkan gangguan mental bahkan kematian.

Di social media yang anonim, semakin banyak orang yang berani memberikan komentar jahat tanpa memeriksa kebenaran informasi yang diterima. Dan karena tanpa nama, semakin mudah dan bebas kita untuk mengetik/berucap sembarangan tanpa mempertimbangkan dampaknya.

Kesimpulan

Kalau kamu yang lagi mencari tontonan yang lebih dari sekadar hiburan, “Mr. Hiiragi’s Homeroom” menawarkan refleksi mendalam tentang berbagai masalah sosial yang relevan. Ceritanya disajikan melalui cerita yang memikat dan karakter yang menyentuh. Serial ini akan meninggalkan kesan yang mendalam dan memprovokasi pemikiran setelah menontonnya. Walaupun endingnya harus saya akui agak cringe.

Mr. Hiiragi’s Homeroom bisa ditonton di Netflix.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *