Selain super sentai, genre pop culture Jepang yang berhasil diekspor ke Amerika adalah kaiju atau monster raksasa. Mulai dari Godzilla “bikinan” Oppenheimer sampai Titan Eren yang fasis, kisah makhluk-makhluk kolosal ini selalu menarik ditonton.
Saking menariknya, ceritanya sudah diambil dari berbagai angle. Yang terbaru adalah Kaiju No. 8 atau Kaiju hachi go. Inilah yang akan saya bahas di blog post kali ini. By the way, season pertama animenya tamat dua minggu lalu dan season 2-nya sudah confirmed. LFG🚀
Berawal dari Godzilla
Sebelum masuk ke Kaiju No. 8, mari kita telusuri sejenak akar dari genre ini.
Istilah “kaiju” sendiri berasal dari bahasa Jepang, yang secara harfiah berarti “monster aneh” atau “binatang besar”. Genre ini mulai populer pasca Perang Dunia II. Pionirnya adalah Godzilla (ゴジラ, Gojira) yang dirilis pada 1954. Film ini sukses besar. Tiketnya terjual 9.6 juta tiket pada masanya.
Tidak hanya menghibur dan sukses secara finansial, film dipuji karena membawa pesan tentang optimisme Jepang pasca porak poranda karena nuklir (until today, nuklir dan Kaiju, terutama Godzilla, adalah trope yang tidak terpisahkan).
Seiring waktu, genre kaiju berkembang. Tidak hanya sebatas pertarungan monster melawan manusia, tapi juga mengeksplorasi tema-tema seperti konservasi lingkungan, kritik sosial, hingga dilema moral.
Kaiju No. 8 hadir dengan cerita dengan perspektif yang menurut saya baru dan seru.
Ceritanya tentang apa?
Jadi gini, main character kita ini bukan sembarang mc. Kalau biasanya mc di anime itu ada di usia prime 25-an, di Kaiju No. 8, kita punya mc seorang om-om umur 30 tahun namanya Hibino Kafka.
Kafka ini sejak dulu bercita-cita menjadi salah satu anggota JDF/Japan Defense Force (bareng his childfood friend Mina Ashiro). JDF ini semacam angkatan bersenjata pemerintah, specialized untuk membasmi monster yang datang menyerang kota. Jauh punggung dari api, impian Kafka itu hanya menjadi angan-angan karena Kafka selalu gagal ujian masuk JSF.
Sembari mencoba ujian lagi, Kafka jadi karyawan tetap di Monster Sweeper Inc, perusahaan (BUMN?) yang melakukan tugas bersih-bersih sisa bangkai monster yang dikalahkan JDF. Kenapa? karena sisa-sisa bagian monster itu berharga, mirip seperti di Pacicif Rim.
Saat Kafka hampir luntur semangatnya, dia ketemu sama Ichikawa, junior yang punya semangat yang sama seperti Kafka muda. Karena Ichikawa, Kafka kembali bersemangat ikut ujuan lagi.
Dan plot twist terjadi. Om-om ini malah dapat kekuatan buat berubah jadi monster. Bukan sembarang monster, Kafka berubah menjadi Kaiju No 8. Di universe anime ini, cuma monster-monster yang dinamai pakai angka adalah monster yang memiliki daya rusak super besar.
Kafka kini memiliki kekuatan yang justru membuatnya menjadi target dari organisasi yang ingin dia impikan.
World-building yang bikin penasaran
Kaiju No. 8 membangun dunia yang familiar namun unik. Mengambil setting Jepang modern, berada di dunianya Kaiju No. 8 itu ibarat hidup itu seperti main game survival horror yang tidak bisa di-respawn. Ancaman monster bisa muncul kapan aja dan di mana aja. Bayangin lagi makan bakso, tiba-tiba ada kaiju nyempil di antara pentol. Kan menakutkan ya.
Masyarakat constantly hidup dalam ketakutan akan serangan mendadak, sementara JDF berjuang melindungi mereka. Ini membuat masuk JDF adalah sebuah pencapaian hidup. Anggota aktif dianggap seperti public figure. Captain Mina Ashiro, sobat kecil Kafka, adalah salah anggota JDF paling populer.
Power Level
Salah satu aspek menarik dari Kaiju No. 8 adalah sistem level kekuatan yang mirip game RPG. Semakin dilatih dan semakin banyak mengalahkan monsster, kamu bisa level up. Nah, di universe Kaiju No 8, level ini adalah combat power dari suit yang dipakai.
Rule of thumb-nya: semakin tinggi combat power yang unleashed, semakin kuat dia. Captain Mina combat power-nya bisa mencapai 96%, artinya dia mampu mengalahkan monster kuat (Daikaiju, fortitude level 8 and up) sendirian.
Kafka? Max 1% wkkw.
Tapi itu saat berwujud manusia. Saat bertransformasi menjadi Kaiju No 8, fortitude levelnya 9.8, the highest human ever seen.
Kafka, sebagai manusia yang bisa berubah menjadi kaiju, membawa dimensi baru dalam sistem ini. Kekuatannya sebagai monster membuatnya jauh melampaui kemampuan manusia biasa, namun juga memposisikannya sebagai ancaman potensial.
Dinamika ini menciptakan konflik internal dan eksternal yang menarik untuk diikuti.
Menunggu Season 2
Sebagai wibu penonton anime, saya harus mengakui bahwa Kaiju No. 8 telah berhasil mencuri hati saya. Perpaduan antara aksi yang menegangkan, karakter-karakter yang komikal dan relatable serta twist cerita yang unik membuatnya menjadi tontonan yang selalu saya nantikan setiap minggunya.
Sekarang season pertamanya sudah selsai. Saya tentu tidak sabar menantikan kelanjutan cerita Kafka pasca dibolehkan menjadi anggota JDF tapi dibawah Gen Narumi, bukan lagi Mina Ashiro.
Bagaimana Kafka mengatasi dilema identitasnya? Bagaimana dunia akan bereaksi jika identitas Kafka sebagai Kaiju No. 8 terbongkar?
Spoiler alert, saya sudah membaca manganya cukup jauh. Kalau melihat dari season pertamanya, cerita manga dan anime tidak berbeda terlalu jauh. But again, saya tetap menunggu-nunggu adaptasi animenya.
Kesimpulan
Buat kamu-kamu yang lagi bosan sama anime mainstream atau ingin nonton sesuatu yang beda, Kaiju No. 8 ini wajib masuk watchlist!
Kaiju No. 8 adalah bukti nyata bahwa genre kaiju masih memiliki banyak potensi untuk dieksplorasi. Dengan menggabungkan elemen klasik monster raksasa dengan twist modern dan karakter yang mendalam, anime ini berhasil menyajikan cerita yang segar dan menghibur. Di mana lagi coba kita bisa menemukan kombinasi cerita heroik plus monster plus tokoh utamanya om-om paruh baya?
Bagi kamu yang mencari anime dengan premis unik, aksi mendebarkan, dan komedik, Kaiju No. 8 adalah pilihan yang sempurna.
Satu lagi, lagu ending-nya sungguh sangat nyaman di telinga.
Leave a Reply