Selain drama keluarga, film horror adalah salah satu genre film yang paling laku ditonton. Walaupun kita tahu sendiri kalau ceritanya cuma berputar-putar situ-situ aja—setan lokal favorit seperti kuntilanak atau pocong, set lokasi di rumah kosong atau desa terpencil. Perbedaannya biasanya ada di permainan jumpscare, yang saking produktifnya PH-PH itu, banyak dari kita yang udah bisa menebak kapan datangnya.
Kalau bukan hantu ngintip dari balik jendela atau suara ketukan pintu tengah malam, rasanya bukan film horor Indonesia deh. Bukan berarti jelek, tapi kadang terlalu gampang ditebak sampai nggak bikin merinding lagi!
Kuasa Gelap datang dengan misi membawa warna berbeda. Kayaknya ini film pertama yang setannya dari unsur Katolik dan praktik eksorsisme. Film ini konon diangkat dari kejadian nyata di Indonesia. Sayangnya, saya tidak menemukan apapun pas searching di Internet (ChatGPT sih bilang ada laporan eksorsisme di Ruteng, Flores pada 2005, but again tidak ada link beritanya di Google). Dengan latar semacam ini, Kuasa Gelap bisa membawa elemen-elemen baru buat genre horror di sini.
Sinopsis
Kuasa Gelap mempunyai MC ganda, yang pertama adalah Pastor Thomas. Beliau ini adalah Pastor muda yang juga mengajar di satu sekolah Katolik. Walaupun menjadi Pastor adalah cita-citanya, tapi dia malah ingin mundur. Alasannya lumayan klise tapi dalam: sudah tidak merasakan hikmat Tuhan lagi. Ini terjadi sejak dia kehilangan ibu dan adiknya dalam sebuah kecelekaan. Peristiwa naas ini membuat Pastor Thomas agak terkikis keimanannya sampai di tahap tidak pantas lagi menjadi Pastor.
Kita geser ke MC kedua kita, yaitu Kayla. Kayla ini adalah anak yatim yang kini ibunya sedang menjalin hubungan dengan Denis. Masalahnya, hubungan Kayla dengan pacar ibunya ini tidak harmonis. Kayla tahu kalau Denis masih suka main perempuan dan ingin menjauhkan keduanya.
Cilla sahabatnya lalu dengan tengil dan sok tahu menyarankan Kayla untuk memanggil arwah ayahnya, via ritual jelangkung. Masalahnya, mereka berdua tidak mengontrol arwah mana yang merespon panggilan mereka. Dan benar saja, bukan arwah ayah Kayla yang terpanggil, namun arwah setan lain.
Good job, Cilla. You are good friend.
Setelah melakukan ritual itu, sesuai rencana, hubungan ibunya Kayla dan Denis memburuk. Tapi hari-hari setelahnya, kehidupan Kayla tidak akan sama lagi. Cilla mulai kelihatan seperti orang kurang darah (and eventually commit suicide). Kayla pun mulai sering ketawa-ketawa sendiri dan menyakiti diri sendiri. Dia kerasukan suatu entitas yang tidak dia ketahui.
Karena tingkah laku Kayla semakin kacau, dan dua pastor, Pastor Thomas (yang tadi udah mau resign) dan Pastor Rendra, dipanggil untuk melakukan eksorsisme. Pemanggilan Pastor Rendra ini masuk akal, toh sudah spesialisasinya (mirip Pastor Gabriele di The Pope’s Exorcist). But, kenapa ada Pastor Thomas? Ini karena Pastor Rendra mau mencari penerus, dan yang dianggap cukup layak adalah Pastor Thomas (yang notabene diceritakan paham psikologi).
Sempat mengira kalau penyebab kerasukan Kayla adalah karena praktik okultisme, nyatanya kuasa gelap yang ada di tubuh Kayla lebih kuat (dan lebih banyak). Kayla kembali bertingkah aneh dan kali ini Pastor Thomas melawan kekuatan jahat itu seorang diri karena Pastor Rendra sedang terbaring di rumah sakit.
Di tengah perjuangan melawan kekuatan jahat, Pastor Thomas juga harus menghadapi “setan” dalam dirinya sendiri.
Impression
Saya bisa bilang kalau Kuasa Gelap bukan sekadar film horor biasa. Film ini bukan film horror karena saya rasa porsi drama antara Kayla-ibunya dan Pastor Thomas-masa lalunya lebih banyak dibanding film elemen setannya. Alih-alih melulu menakut-nakuti, film ini bikin kita ikut merasa simpati sama masalah mereka. Jadi, kalau biasanya nonton horor sambil siap kaget, di sini kita malah sempat mikir, “Duh, kasihan juga ya hidupnya mereka.”
Jumpscare-nya nggak banyak, tapi cukup bikin merinding dan kaget sampai hampir terjengkang. Yang bikin menarik, film ini menampilkan hantu-hantu ala Katolik dan Kristen seperti murid-murid Lucifer, bukan tipikal setan tradisional seperti kuntilanak atau pocong. Rasanya seru juga melihat sesuatu yang baru dalam horror Indonesia.
Tapi, ada masalah di pacing, terutama menjelang babak ketiga. Setelah eksorsisme pertama, ceritanya jadi agak melambat. Mungkin untuk memberi ruang menceritakan hubungan Kayla dan ibunya. Sayangnya, ini membuat durasi 1.5 jam jadi terasa 2 jam.
Walaupun temanya soal spiritualitas, film-film tentang eksorsisme biasanya overlapping dengan film action. Nah, adegan-adegan aksi eksorsismenya di sini terasa underdeveloped dan cenderung repetitif. Cuma sebatas terpelanting ke tembok and done. Bahkan, “pertempuran akhir” melawan iblis pun tidak terasa epik karena cuma diisi permainan kamera yang berputar-putar itu.
Perkembangan karakter Pastor Thomas juga terasa terlalu cepat. Dia yang awalnya nggak punya pengalaman, lah tiba-tiba bisa ngalahin murid-murid Lucifer setelah cuma sekali membantu bantu Pastor Rendra. Terkesan memaksakan plot gitu deh.
Perjuangan imannya yang naik-turun juga kurang digali lebih dalam. Karakter Pastor Thomas jadi terkesan dangkal dan imannya berubah secara mendadak (walaupun I know for sure kalau bagi Tuhan tak ada yang mustahil, sih).
Kesimpulannya, Kuasa Gelap menawarkan horor dengan nuansa baru yang segar, tapi sayangnya pacing yang lambat dan pengembangan karakter yang kurang matang bikin film ini tidak maksimal. Meski begitu, film ini tetap layak ditonton buat kamu yang ingin horror dengan cita rasa berbeda.
Leave a Reply