Horror dan Thailand itu seolah menjadi sebuah jaminan mutu. Rata-rata film dan serial horror Thailand yang tonton selalu seram dan penceritaannya agak lain dari Hollywood. Kali ini, saya akan coba menonton serial Netflix yang judulnya Terror Tuesday: Extreme.
Format serialnya antologi, jadi tiap episode bakal berbeda cerita dan eksekusinya. So, mari kita bahas tipis per episode.
Eps 1: Our little sister
Story:
MC kita namanya Elle. Dia kehilangan adiknya, Aye, dalam sebuah kecelakaan tragis. Kejadian ini membuat ibunya depresi parah (Elle juga depresi, sih) dan memutuskan untuk bring back Aye’s soul via semacam sprit doll. Gara-gara boneka itu, raut wajah ibunya Elle jadi lebih cerah, sampai suatu saat spirit doll tersebut ternyata diisi roh jahat. Spirit doll itu menghasut ibunya Elle untuk membunuh Elle.
Later did we know, ternyata yang meninggal di kecelakaan itu bukan cuma Aye, tapi juga ibunya. Elle ternyata memiliki dua spirit doll dan terror yang dialami semata-mata adalah “permainan” di kepalanya saja.
Impression:
Permulaan yang cukup menjanjikan sebenarnya. Element supranatural plus psychological thriller-nya lumayan walaupun Elle disini sering kagetan. But, dimana ekstremnya??
Eps 2: Wedding dress
Story:
MC kita namanya Milk. Dia ini (kayaknya) gadis sandwich generation yang bekerja di butik yang menjual dan menyewakan gaun pengantin. Di butik itu, Milk dihantui dan dirasuki sama rohnya Peet, former penjahit yang juga temannya Nuch, si pemilik butik. Peet ini meninggal akibat terlalu obsess sama badan kurus dan overdosis obat diet. Kenapa Peach ingin kurus? Karena dia mau memakai gaun pengantin yang dia buat. Lewat Milk, Peach akhirnya berhasil mencapai impiannya tersebut walaupun harus membuat pacarnya dan Nuch terbunuh.
Impression:
Secara premis, episode ini oke. Setting cerita nyeremin karena lampunya remang-remang dan manekin dimana-mana. Kritik sosial soal body image pun juga tersampaikan dengan baik. Level ekstremnya di atas episode pertama tadi.
Note: ada beberapa menit adegan ena-ena bareng setan di sini.
Eps 3: Ode to my family
Story:
Ceritanya tentang keluarga Win yang disfungsional. Keluarga ini harus pindah ke rumah (yang kelihatan) angker karena ayah tirinya tersangkut kasus korupsi. Di rumah itu, ada ruangan khusus yang seolah disegel. Eh tapi sama Win malah dikorek-korek segelnya dan sejak itu, ibunya (dan later ayah dan kakaknya) jadi mulai bertingkah aneh dan mulai saling bunuh.
Impression
Buildup ceritanya oke tapi nyaris tidak ada kebaruan di sini. Plek ketiplek sama formula haunted house pada umumnya aja. Yang baru mungkin adalah endingnya yang lumayan bikin bingung. Jadi setannya ini si Win gitu?
Eps 4: The vow
Story:
Ceritanya berpusat pada Nat dan Dao, dua sejoli yang udah lama pacaran dan berencana mau menikah sebentar lagi. Mereka berdua ini berdoa ke klenteng(?) di dekat villa. Ternyata mereka diganggu sama Dewi Hitam. Kenapa? Karena mereka tidak jujur satu sama lain!
Impression:
Jujur, ini adalah episode yang ceritanya paling koheren, tapi sayangnya juga yang paling tidak seram. Kekuatan episode ini adalah di chemistry Nat dan Dao. Masalah mereka ini relateable banget sama couple-couple di luar sana yang semakin lack of proper communication.
Eps 5: Spectral class
Story:
MC kita namanya Oil, seorang cpns yang bekerja di Nong Sam Wang High School sebagai guru. Supaya bisa jadi PNS tetap, guru-guru lain menyarankan Oil untuk membawa Nik kembali bersekolah. Nik ini siswa berandal yang diceritakan sebagai pecandu narkoba. Ternyata, dia adalah korban kekerasan dari nenek dan ayahnya yang udah keblinger agama (dan juga obat-obatan).
Impression:
Yang paling ekstrem dari Terror Tuesday: Extreme. Temanya agak-agak slasher dengan darah muncrat kemana-mana. Pacing gegas, ga kebelet plot twist dan yang terpenting mba Oil di sini sangatlah badass dan full of madness!
Eps 6: Girl next door
Story:
MC kita yang namanya Bird baru pindah ke apartemen jenis studio dengan nomor 407. Dia ini pengangguran berkedok trader forex yang hidupnya disokong hutang temannya. Di suatu malam, dia “digoda” perempuan cakep yang ternyata setan dari kamar sebelah, kamar 406. Usut punya usut, setan tersebut ternyata tinggal di 407, bukan di 406.
Impression:
Ceritanya super klise, yaitu tentang setan penunggu rumah (apartemen?) kosong yang ngajak penghuninya untuk mati bareng. Beda dengan episode lain, plot twist tipis-tipis di sini justru menolong ceritanya yang agak-agak membosankan itu. Endingnya yang agak-agak dunia pararel itu harus diakui adalah ide yang menarik.
Eps 7: Dear granny
Story:
Cerita dimulai setelah seorang nenek menghilang setelah tercebur ke sungai. Anak dari nenek itu, Montha, merasa bersalah banget atas kehilangan ibunya itu. Beban pikirannya makin berat karena Nulek, anaknya, juga terus-terusan menyalahkannya. Karena udah putus asa, Montha melakukan ritual gaib supaya ibunya itu bisa pulang. Tiga hari kemudian, neneknya pun kembali, tapi itu bukan neneknya. Itu adalah setan yang kemudian mengejar-ngejar Nulek seolah bermain petak umpet.
Impression:
Sebagai sebuah sajian horror, episode ini sebenarnya cukup bikin deg-degan. Kejar-kejaran antara Nulek dan si setan nenek ini beneran serem, walaupun entah kenapa ada backsound musik metal di situ. Sayangnya, plot twist di ending mengubah segalanya. Nulek kayaknya udah mati duluan sebelum neneknya. Jadi adegan kejar-kejaran itu buat apa hey?!
Eps 8: Viral curse
Story:
MC kita adalah Ple, seorang ibu tunggal yang membuka bisnis money laundry untuk menyokong hidupnya dan Kaew, anak perempuannya. Di tengah kehidupan yang terhimpit masalah finansial, Ple tidak sengaja mendengar podcast horror yang surprisingly kisahnya mirip-mirip sama Ple dan Kaew. And that podcast show really manifest into reality.
Impression
Dari segi cerita, praktis tidak ada yang istimewa. Buildup ceritanya juga kecepatan. Kata viral di judul kayak cuma kata-kata kosong. Di samping itu, di episode ini, saya pikir element horrornya bukan melulu saat setannya hadir. Ibu tunggal, finansial sulit, tagihan nunggak, di-pressure tetangga, hampir masuk penjara. Kurang horror apa coba hidupnya.
Itu tadi spoiler tipis dan sedikit impresi dari series anthology horror ini.
Overall ini serial ini biasa aja sih gak ada spesial-spesial nya. Kata “Extreme” dijudul itu kayak kosong aja gitu, tanpa makna, karena memang serialnya ga seekstrem itu. Tapi buat kalian yang cari tontonan ringan dan horor tipis-tipis boleh aja nih coba nonton.
Leave a Reply