Umur hanya angka

Love is blind ini nyata kalau lagi kasmaran. Batas usia bahkan tidak dihiraukan. Lihat Leonardo Di Caprio. Dia sering menjadi sorotan karena kecenderungannya berkencan dengan wanita yang jauh lebih muda darinya. Pasangan-pasangannya harus berusia di bawah 25 tahun. Meskipun ini sering menjadi bahan pembicaraan publik, hubungan semacam ini dapat menunjukkan bagaimana perbedaan usia yang signifikan tidak selalu menjadi penghalang dalam menemukan kebahagiaan dan keterhubungan yang mendalam.

Kalau di Jepang sana, tema-tema seperti ini agaknya cukup digandrungi. Ada cukup banyak karya pop kultur bercerita tentang hal ini. Salah satunya adalah manga berjudul Koi wa Ameagari no You ni/After the Rain. Diterbitkan pertama kali pada Juni 2014, manga ini sudah diadaptasi menjadi anime dan film live action.

Kali ini saya akan bercerita sedikit soal adaptasi live action-nya saja. Kenapa? Karena the one and only mba Nana Komatsu.

Jalan cerita

Karakter utama kita adalah Akira Tachibana, seorang remaja 17 tahun dan atlet lari andalan sekolahnya. Sayangnya, dia harus pensiun dini lantaran mengalami cedera. Karena tidak bisa berlari lagi, Akira berubah kepribadiannya menjadi lebih pemurung (dan entah kenapa suka banget melotot wkkw). Hari-harinya menjadi suram dan tak bersemangat.

Namun, hidupnya mulai berubah setelah bertemu dengan Masami Kondo. Dia adalah bapak-bapak paruh baya (entah 40 atau 50 tahunan gitu saya lupa). manager cafe dimana Akira kerja sambilan. Fyi, Pak Masami ini statusnya duda dengan anak satu. Sifatnya yang tulus, sabar dan penyayang (sampai ditahap tidak punya wibawa dan kikuk) membuat Akira diam-diam menaruh hati padanya.

Walaupun perbedaan usia mereka signifikan, Akira tetap saja mengungkapkan perasaannya ke Pak Masami. Pak Masami, selayaknya orang dewasa yang bijak (dan punya rasa rendah diri yang kuat), menolak Akira dengan halus. Tapi Akira tidak mudah menyerah.

Meskipun begitu, seiring cerita berprogres, Pak Masami membantu Akira menemukan kembali semangatnya untuk berlari. Di sisi lain, Akira juga memantik kembali passion Pak Masami dalam menulis.

Jadi gimana endingnya? Apakah Pak Masami dan Akira berakhir menjadi pasangan?

Ini sulit saya jelaskan di sini. Ending-nya terlalu memberikan emotional impact ke saya. It is much better untuk kamu nonton sendiri filmnya.

Note: After the Rain live action belum ada di streaming legal mana pun kayaknya. You know what to do then.

Impression

Romantis dan juga manis.

Itu adalah dua kata yang kayaknya cocok untuk merangkum impresi saya setelah beres menonton film ini.

Tema cerita After the Rain memang kontroversial, soal kisah percintaan gadis 17 tahun sama laki-laki yang lebih cocok jadi bapaknya. Walaupun begitu, film ini berhasil menyajikannya dengan sangat halus dan penuh rasa. No skinship just pure relationship.

Tema-tema age gap sebenarnya bukan sesuatu yang baru di drama/film Jepang. Tapi After the Rain memilih jalur penceritaan yang jauh dari kesan vulgar. Interaksi antara Akira yang semangat seishun-nya masih meluap-luap dan Pak Masami yang sabar dan hangat adalah kombinasi yang sempurna buat menggambarkan hubungan yang dewasa, thanks to para aktornya.

Dan memang benar. Salah satu kekuatan terbesar dari After the Rain adalah penampilan dari para aktornya. Nana Komatsu berhasil membawa karakter Akira dengan sangat meyakinkan. Melalui ekspresi wajah dan bahasa tubuhnya, Komatsu mampu menggambarkan perasaan Akira yang kompleks, dari rasa putus asa karena cedera hingga ketertarikan dan kebingungannya terhadap Kondo.

Yo Oizumi, di sisi lain, memberikan penampilan yang sangat kuat sebagai Kondo. Dengan gaya akting yang natural, Oizumi berhasil menunjukkan sosok manajer kafe yang sederhana, baik hati, dan penuh keraguan terhadap perasaannya sendiri. Interaksi antara Komatsu dan Oizumi terasa sangat organik, membuat hubungan mereka terasa nyata dan mengharukan.

Visual dan sinematografinya juga bagus. Pengambilan visualnya lembut dan penggunaan warna yang tenang, cocok dengan nuansa film ini. Pemandangan hujan yang sering muncul dalam film ini menambah kesan melankolis, namun tetap memberikan harapan.

Sebagai penggemar drama dan film Jepang, After the Rain (Koi wa Ameagari no You ni) adalah salah satu film yang tidak boleh dilewatkan.

Satu lagi. Lagu OST-nya super enak didengar.

Category:

Date:

Before:

One response to “Umur hanya angka”

  1. […] bahkan sampai mengatur siasat buat bisa menginap di rumah Sakura supaya bisa dekat sama Taro-san. Akira di After the Rain aja tidak seagresif itu […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *